Senin, 18 Oktober 2010

Kebijakan Publik

Judul: Kebijakan Publik, Administrasi Publik, Analisis Kebijakan Publik
Penulis: Sugiyanto, SH.,MPA.

PERHATIAN terhadap analisis kebijakan berkembang secara mantap baru akhir-akhir ini. Dimulai dari Amerika Serikat pada dekade 1960s, gerakan perhati kebijakan publik berkembang pada dua sumber perhatian. Pertama, skala dan bertubi-tubinya masalah-masalah yang dihadapi pemerintah pada masyarakat industri Barat mendorong para pembuat kebijakan mencari bantuan solusi masalah-masalah tersebut. Kedua, para peneliti akademisi, terutama di bidang disiplin ilmu sosial, berpaling perhatiannya pada isu-isu yang berkaitan dengen kebijakan, dan berusaha menerapkan pengetahuan mereka untuk menangani berbagai isu tersebut.
Perlu dicatat di sini kita tidak perlu menonjolkan satu dari yang lain. Tidak tterdapat sesuatu hal tiba-tiba dapat mendorong para pembuat kebijakan untuk beralih profesi ke bidang penelitian akademis, demikian sebaliknya tidak mungkin terjadi reorientasi mendadak di antara pada peneliti untuk beralih ke kegiatan analisis kebijakan. Berbagai universitas telah mengembangkan program program pembela-jaran bidang kebijakan publik; sejumlah jurnal akademis mengkhususkan pada bidang kebijakan publik, ilmu kebijakan dan studi kebijakan dipopulerkan; sedang-kan para dosen atau peneliti dalam berbagai disiplin ilmu yang sudah mapan seperti ilmu politik, ekonomi dan sosiologi mulai mempublikasikan tema-tema yang berkaitan dengan kebijakan. Pada saat yang sama di lingkungan pemerintahan mulai merekrut analis kebijakan, serta berkembangnya tuntutan akan kebutuhan skill dan kemampuan teknis guna mendukung kegiatan analisis kebijakan seperti cost benefit analysis, programme budgeting, serta analisis dampak.
Heclo (1972, hal.83), salah seorang penulis mengenai perkembangan kebijakan publik dan analisis kebijakan, menyatakan bahwa yang terjadi adalah “renewed fashionability” terhadap analisis kebijakan. Maksudnya, walaupun bidang analisis kebijakan berkembang sedemikian rupa, namun sebenarnya tidak seluruh-nya merupakan hal baru. Bahkan Rhodes (1979, hal.26) berdasar pengamatannya, berbagai karya yang mengklaim baru ternyata "all very familiar”. Ketidakasingan kita terhadap bidang ilmu yang baru ini karena pada dasarnya kebijakan publik sudah menjadi fokus perhatian dalam bidang pemerintahan maupun sebagai isu di antara para akademisi dan peneliti. Bidang studi yang semula dikembangkan oleh para ilmuwan bidang politik, ekonomi dan lainnya pada saat ini telah dipayungi oleh atau dikaji dalam perspektif disiplin analisis kebijakan. Semakin banyak para pakar seperti Keynes, Webbs atau Marx,secara individual terlibat dalam upaya untuk mengaplikasikan ilmu sosial dalam menjwab persoalan-paersoalan yang dihadapi pemerintah atau mempengaruhi berbagai kegiatan pengambilan keputusan.
Dalam perkembangannya terjadi perubahan skala perhatian terhadap isu-isu kebijakan sedemikian rupa, sehingga disiplin ilmu kebijakan publik mulai menawar-kan pendekatan baru dalam mengantisipasi persoalan yang dihadapi pemerintah dibandingkan dengan pendekatan administrasi publik yang dirasakan gagal sebagai-mana ditawarkan dalam program atau kursus-kursus analisis kebijakan publik di berbagai universitas di Amerika Serikat pada akhir dekade 1960-an. Kebanyakan program Master di bidang Kebijakan Publik mengacu pada program Master di bidang administrasi bisnis yang diselenggarakan perguruan tinggi bisnis. Pendekatan lebih ditekankan pada metoda kuantitatif dikombinasikan dengan analisis organisasi serta pengembangan kemampuan managerial melalui studi-kasus. Beberapa program juga mengajarkan mengenai etika dan nilai-nilai. Berbagai program dengan pendekatan baru menjanjikan mampu membedakan secara jelas antara administrasi publik dengan administrasi bisnis, namun menurut Rhodes (1979) banyak pengamat masih merasa belum sepenuhnya puas.
Apabila Amerika Serikat sebagai pelopor dalam pengembangan kebijakan pubIik sudah memulai tahun 1960-an, maka di Inggris program-progran pendidikan penelitian berbagai universitas di bidang kebijakan publik mulai tumbuh pada pertengahan 1970-an sebagaimana terlihat dari bermunculannya sejumlah jurnal dan publikasi dengan fokus kebijakan publik; serangkaian diskusi wacana kebijakan publik dilakukan dengan formasi "British Brooking" yang mengambil mode "the Brooking Institution" di Washington. Cita-cita mereka adalah mendirikan suatu pusat penelitian kebijakan publik untuk mempersembahkan karya berkualitas tinggi dalam menjawab persoalan yang dihadapi pemerintah. Perbedaan yang signifikan antara gerakan kebijakan publik yang dikembangkan di Inggris dan Amerika Serikat adalah bahwa sikap pemerintah Amerika Serikat terhadap ilmu-ilmu sosial lebih menguntungkan daripada di Inggris. Akibatnya, pendanaan oleh pemerintah terhadap kegiatan penelitian ilmu sosial atau pemanfaatan para akademisi dalam posisi pemerintahan di Amerika Serikat jauh lebih tinggi daripada di Inggris (Sharpe,1975). Perbedaan lainnya, di Inggris para analis kebijakan jarang sekali dipekerjakan dalam instansi pemerintahan, sehingga sangat dirasakan di kalangan para pejabat pemerintah, administrator atau spesialis akan kurangnya kompetensi di bidang analisis kebijakan. (Gunn, 1981).
Sejauh ini dapat dipahami bahwa istilah analisis kebijakan menggambarkan suatu wilayah beraneka kegiatan. Sedemikian bervariasinya jenis dan jumlah kegiatannya sehingga Wildaysky (1979, hal.15) menyatakan “there can be no one definition of policy analysis". Dalam pandangan Wildaysky. Lebih penting mempraktekkan analisis kebijakan daripada mendefinisikannya, sebagaimana komentarnya "...analysis shoulalbe shown not just defined. Nothing is more stultifying than a futile search for Aritotelian essences". (hal. 410). Demikian selanjutnya sampai saat ini terus diupayakan berbagai pakar untuk memperoleh formula konsep dasar dan terminologi kebijakan publik yang semakin mapan.

Read More......

Jumat, 08 Oktober 2010

Pikiran Positif

Hari baru semangat baru..!

Setidaknya, setiap pagi, semangat baru harus mengisi jiwa kita, untuk menghadapi hari baru dengan lebih positif. Hari baru yang diawali dengan pikiran yang positif, akan memberi semangat positif pada diri kita, dan memberi arah yang positif dalam setiap langkah kita di hari itu.
Karena itu, mari kita memulai hari baru dengan pikiran positif.

Read More......